Mendukung SDGs : Mahasiswa KKN UNY Berikan Edukasi Seks Dasar di SDN Lanteng Baru

Administrator 15 Desember 2025 16:23:08 WIB

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka (KKN-M) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 24036 melaksanakan kegiatan edukasi seks dasar bagi siswa di SDN Lanteng Baru sebagai upaya memberikan pemahaman sejak dini mengenai tubuh, pubertas, dan perlindungan diri. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sekaligus dukungan terhadap pendidikan karakter dan kesehatan anak di lingkungan sekolah dasar.

Kegiatan edukasi ini dilaksanakan pada 20 November 2025 pukul 07.30 - 09.30 di SDN Lanteng Baru dengan sasaran siswa kelas 4 yang berusia 9–10 tahun. Arina Fitri Amalana, sebagai pemateri dibantu Mahasiswa KKN lainnya: Hastri Hermala Yukti, Fiya Khumairotun N., Bunga Pelangi A,, dan Erlina Fatmawati memberikan edukasi yang menarik dan menyenangkan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode interaktif, seperti pemaparan materi, tanya jawab, diskusi ringan, ice breaking serta kegiatan berkarya melalui pembuatan poster.

Metode tersebut dipilih agar siswa lebih mudah memahami materi dan berani menyampaikan pendapat maupun pertanyaan seputar perubahan yang mereka alami. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan perubahan tubuh saat pubertas, perbedaan fisik laki-laki dan perempuan, batasan tubuh dan privasi diri, pengendalian emosi, kebersihan diri, keamanan digital, serta cara melindungi diri dari potensi pelecehan.

Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak yang terjadi di berbagai daerah menunjukkan bahwa edukasi perlindungan diri sejak dini menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda. Banyak kasus terjadi karena anak belum memahami perubahan pada tubuhnya, tidak mengenali batasan diri, serta tidak mengetahui cara bersikap ketika berada dalam situasi yang tidak aman.

Pengenalan perubahan tubuh saat pubertas dan perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan menjadi langkah awal agar anak memahami bahwa tubuh mereka bersifat pribadi dan harus dihormati. Dengan pemahaman tersebut, anak tidak mudah dimanipulasi oleh pelaku yang sering memanfaatkan ketidaktahuan anak terkait tubuh dan proses pertumbuhannya. Selain itu, edukasi mengenai batasan tubuh dan privasi diri sangat penting untuk menanamkan kesadaran bahwa tidak semua sentuhan dapat diterima, meskipun dilakukan oleh orang yang dikenal. Banyak kasus pelecehan justru dilakukan oleh orang terdekat, sehingga anak perlu dibekali keberanian untuk berkata “tidak”, menolak, dan melapor ketika merasa tidak nyaman.

Pengendalian emosi juga menjadi aspek penting dalam edukasi seks anak. Anak yang mampu mengenali dan mengekspresikan emosi secara positif akan lebih berani menyampaikan perasaan takut, cemas, atau tidak nyaman kepada orang dewasa yang dipercaya. Hal ini membantu mencegah anak memendam trauma atau menyimpan rahasia berbahaya. Di era digital, keamanan media menjadi faktor yang tidak terpisahkan dari upaya pencegahan pelecehan seksual. Anak perlu memahami risiko interaksi dengan orang asing di dunia maya, termasuk bahaya berbagi informasi pribadi dan foto. Banyak kasus pelecehan berawal dari pendekatan melalui media sosial atau permainan daring, sehingga literasi digital menjadi bagian penting dari perlindungan anak. Edukasi tentang kebersihan diri juga berperan dalam membangun kesadaran anak terhadap tubuhnya sendiri, sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab dan harga diri. Anak yang menghargai tubuhnya cenderung lebih waspada terhadap perlakuan yang tidak pantas.

Menurut Arina, edukasi seks perlu diberikan secara sederhana, ramah anak, dan sesuai usia, agar anak tidak salah mendapatkan informasi dari sumber yang kurang tepat. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak untuk mengenali tubuhnya sendiri, memahami hak atas tubuhnya, berani berkata “tidak” pada sentuhan yang tidak nyaman, serta terbuka untuk bercerita kepada orang dewasa yang dipercaya. Selain sebagai upaya preventif, edukasi seks ini merupakan langkah nyata dari tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals) yang ke-4 yakni “Pendidikan Berkualitas”. Materi edukasi seks yang sesuai usia merupakan bagian dari pendidikan holistik. Anak dibekali pengetahuan, keterampilan hidup (life skills), dan kesadaran diri sehingga mampu membuat keputusan yang aman dan bertanggung jawab di masa depan.

Pihak SDN Lanteng Baru menyambut baik kegiatan ini dan berharap edukasi serupa dapat terus dilakukan sebagai bekal penting bagi siswa dalam menghadapi masa pubertas. Melalui kerja sama antara mahasiswa KKN-M UNY 24036 dan pihak sekolah, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya menjaga diri, menghargai tubuh sendiri, serta membangun rasa aman dan percaya diri sejak dini.

Penulis: Arina Fitri Amalana, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Anggota KKNM UNY 24036

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License